Morning Note 30 Desember 2021
IHSG di perdagangan kemarin di tutup naik 2,33 poin atau menguat tipis 0,04% setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi perdagangan. Sebanyak 219 saham di tutup naik, 302 saham di tutup turun dan 146 saham ditutup stagnan. Secara sektoral, sebanyak 5 sektor menopang penguatan IHSG dengan penguatan terbesar di pimpin oleh sektor IDXCyclic di susul oleh sektor IDXTechno yang di tutup masing – masing menguat 1,57% dan 1,21%. IHSG bergerak fluktuatif yang di warnai aksi profi taking setelah 4 hari menguat secara berturut – turut. Namun sejatinya sentimen sedang cukup positif. Kabar baik bagi pasar finansial global datang dari Afrika Selatan dimana hasil studi terbaru menunjukkan orang-orang yang terinfeksi Omicron, terutama yang sudah divaksin akan memiliki imun yang lebih kuat dalam menghadapi varian Delta. Reuters melaporkan, riset tersebut baru dilakukan terhadap sekelompok kecil, hanya 33 orang yang sudah divaksin dan belum. Hasilnya, netralisasi virus Omicron meningkat 14 kali lipat selama 14 hari setelah terinfeksi, dan netralisasi varian naik 4,4 kali lipat. Hasil riset tersebut juga dikatakan konsisten dengan temuan sebelumnya yakni Omicron menggantikan varian Delta karena individu yang terinfeksi memperoleh kekebalan yang menetralisir Delta. Penelitian tersebut memberikan harapan Omicron akan menjadi akhir dari pandemi Covid-19, terlebih jika ada riset yang lebih luas juga menunjukkan hal yang sama. Investor asing mencatatkan aksi jual di pasar reguler sebesar Rp 110 miliar dengan saham – saham yang paling banyak di jual yakni ADRO, BBCA, MTEL, IPTV, BBRI.
Indeks saham di bursa Wall Street di perdagangan tadi malam ditutup bervariasi. Indeks Dow dan Indeks S&P ditutup menguat masing-masing 0,25% dan 0,14%. Sementara indeks Nasdaq ditutup melemah –0,10%. Menguatnya indeks Dow dan S&P salah satunya didorong oleh menguatnya saham pengecer seperti Walgreens dan Nike di tengah-tengah sikap investor yang mengabaikan kekhawatiran pada penyebaran varian Omicron. Saham Walgreens dan Nike ditutup menguat masing-masing 1,59% dan 1,42% dengan latar belakang laporan terbaru yang menunjukkan penjualan musim liburan yang kuat untuk perusahaan ritel AS. Data ekonomi tadi malam menunjukkan defisit perdagangan barang AS berkembang cepat ke level terluas di November 2021 dikarenakan impor barang-barang konsumen mencapai rekor, sementara di sisi lain, pandemi virus Corona telah membatasi pengeluaran orang AS untuk layanan jasa-jasa. Sedangkan dari sisi varian Omicron, beberapa studi awal yang menunjukkan pengurangan risiko rawat inap dalam kasus Omicron, telah meredakan kekhawatiran beberapa investor atas gangguan perjalanan dan mendorong indeks S&P ke rekor tertingginya pada pekan ini. Untuk tahun depan, fokus investor diperkirakan akan beralih pada isu kenaikan suku bunga The Fed AS di tengah lonjakan harga yang disebabkan oleh kemacetan rantai pasokan dan rebound ekonomi yang kuat.
Dari kawasan regional pagi ini, Indeks Nikkei dibuka melemah –0,35% yang dipengaruhi oleh sikap kehati-hatian investor menyusul penutupan indeks yang beragam di bursa Wall Street tadi malam.
Untuk perdagangan di bursa domestik hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan berpotensi menguat. IHSG di perdagangan hari ini di perkirakan akan bergerak dalam range 6585/6567 – 6622/6640.
Indeks saham di bursa Wall Street di perdagangan tadi malam ditutup bervariasi. Indeks Dow dan Indeks S&P ditutup menguat masing-masing 0,25% dan 0,14%. Sementara indeks Nasdaq ditutup melemah –0,10%. Menguatnya indeks Dow dan S&P salah satunya didorong oleh menguatnya saham pengecer seperti Walgreens dan Nike di tengah-tengah sikap investor yang mengabaikan kekhawatiran pada penyebaran varian Omicron. Saham Walgreens dan Nike ditutup menguat masing-masing 1,59% dan 1,42% dengan latar belakang laporan terbaru yang menunjukkan penjualan musim liburan yang kuat untuk perusahaan ritel AS. Data ekonomi tadi malam menunjukkan defisit perdagangan barang AS berkembang cepat ke level terluas di November 2021 dikarenakan impor barang-barang konsumen mencapai rekor, sementara di sisi lain, pandemi virus Corona telah membatasi pengeluaran orang AS untuk layanan jasa-jasa. Sedangkan dari sisi varian Omicron, beberapa studi awal yang menunjukkan pengurangan risiko rawat inap dalam kasus Omicron, telah meredakan kekhawatiran beberapa investor atas gangguan perjalanan dan mendorong indeks S&P ke rekor tertingginya pada pekan ini. Untuk tahun depan, fokus investor diperkirakan akan beralih pada isu kenaikan suku bunga The Fed AS di tengah lonjakan harga yang disebabkan oleh kemacetan rantai pasokan dan rebound ekonomi yang kuat.
Dari kawasan regional pagi ini, Indeks Nikkei dibuka melemah –0,35% yang dipengaruhi oleh sikap kehati-hatian investor menyusul penutupan indeks yang beragam di bursa Wall Street tadi malam.
Untuk perdagangan di bursa domestik hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan berpotensi menguat. IHSG di perdagangan hari ini di perkirakan akan bergerak dalam range 6585/6567 – 6622/6640.
Cermati :
BBRI, SMGR, ASII, CPIN, SCMA
BERITA EMITEN
MDLN : Perseroan melalui anak usahanya, PT Mitra Sindo Makmur menjual seluruh kepemilikan atau 33% saham PT Astra Modern Land kepada Grup Astra. Nilai dari penjualan saham tersebut mencapai Rp 1 triliun.
LTLS : Perseroan berencana membagikan dividen interim sebanyak Rp 31,09 miliar atau Rp 20 per saham. Sebanyak 1,55 miliar saham akan menerima dividen interim pada 21 Januari 2022.
ASSA : Entitas grup perseroan, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASL) berencana menghimpun dana melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Dalam aksi tersebut, Autopedia berpotensi raup dana segar Rp 703,59 miliar.
WMUU : Perseroan meraih fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Fasilitas kredit ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan pabrik dan membayar beban bunga kredit.
TMAS : Perseroan akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2021. Jumlah dividen interim yang akan dibagikan sejumlah kurang lebih 20% dari laba bersih per kuartal ketiga 2021, yaitu sebesar Rp 124,65 miliar. Sehingga, setiap saham akan memperoleh dividen interim sebesar Rp 21,85.