Morning Note 26 Maret 2018
Indeks saham di bursa Wall Street di perdagangan akhir pekan kemarin kembali ditutup terkoreksi signifikan. Indeks Dow ditutup terkoreksi –1,77%, Indeks Nasdaq terkoreksi –2,43% dan Indeks S&P terkoreksi –2,10%. Melemahnya indeks tersebut masih dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap dampak terhadap perdagangan global dari rencana Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif untuk produk impor dari Tiongkok. Meskipun ada peringatan yang kuat dari kelompok bisnis dan pakar-pakar perdagangan, Trump tetap menandatangani Memorandum yang dapat mengenakan tarif hingga US$ 60 miliar terhadap produk-produk impor dari Tiongkok. Trump telah mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer untuk menerbitkan daftar barang-barang asal Tiongkok yang diusulakn dapat dikenakan tarif dalam 15 hari sejak Memorandum di tandatangani. Sementara Departemen Keuangan AS memiliki waktu 60 hari untuk mengusulkan pembatasan investasi Tiongkok di AS. Dan kebijakan Presiden Trump telah ditanggapi oleh Kedutaan Besar Tiongkok di AS yang menyebutnya sebagai tindakan proteksionisme perdagangan sepihak dan Tiongkok sangat kecewa serta dengan tegas menentang tindakan tersebut. Dan Tiongkok membalasnya dengan mengatakan akan memungut tarif hingga US$ 3 miliar atas barang-barang impor dari AS.
Dari kawasan regional pagi ini, Indeks Nikkei dibuka melemah –0,94%. Melemahnya indeks Nikkei tersebut dipicu oleh nilai tukar Yen yang menguat terhadap US Dollar menyusul kekhawatiran terhadap potensi perang dagang global serta juga investor masih memantau skandal kronisme yang melibatkan Perdana Menteri Jepang.
Untuk perdagangan di bursa domestik awal pekan ini, IHSG diperkirakan masih rawan akan tekanan seiring masih kuatnya kekhawatiran pelaku pasar global terhadap potensi perang dagang antara AS dengan Tiongkok yang bisa mempengaruhi perdagangan global. IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak dalam range 6126/6043 - 6251/6293.
Cermati :
(TPIA) S : 5725, 5475 R: 6100, 6225 CL jika turun dari 5300
(BMRI) S : 7800, 7550 R: 8175, 8300 CL jika turun dari 7500
(ADHI) S : 2090, 2000 R: 2230, 2270 CL jika turun dari 2000
(ASII) S : 715, 6975 R: 7350, 7425 CL jika turun dari 6600
(BBRI) S : 3500, 3400 R: 3650, 3700 CL jika turun dari 3300
(BBTN) S : 3660, 3580 R: 3820, 3890 CL jika turun dari 3500
(EXCL) S : 2420, 2390 R: 2490, 2520 CL jika turun dari 2300
(HMSP) S : 3980, 3880 R: 4140, 4190 CL jika turun dari 3800
(LPPF) S : 10700, 10600 R: 11000, 11175 CL jika turun dari 10000
(TLKM) S : 3550, 3450 R: 3730, 3800 CL jika turun dari 3400
INTP : Menganggarkan belanja modal sebesar Rp. 1,5 triliun untuk tahun 2018. Perseroan berencana menggunakan dana tersebut antara lain untuk membangun terminal dan quarry. Dana tersebut digunakan untuk mendanai pembangunan terminal di Lampung, Palembang dan menambah quarry di Gunung Batu, Jonggol - Jawa Barat.
Rekomendasi : Netral
PTPP : Perseroan masih berniat membawa dua anak usahanya yakni PT. PP Urban dan PT. PP Energi untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Namun perseroan cenderung memprioritaskan PP Energi untuk melangsungkan IPO saham yang dijadwalkan pada Q4-2018. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan perseroan bahwa PP Energi dapat menyelesaikan proses pertumbuhan anorganik pada Q2-2018. Perseroan juga mendorong PP Energi untuk mengakuisisi sejumlah pembangkit listik dan mengambil alih tank farm untuk mendukung pengembangan usaha dan sebagai persiapan menuju IPO.
Rekomendasi : Netral
PPRO : Di tahun 2018 perseroan mengerem belanja lahan dan memilih focus untuk mengembangkan proyek. Saat ini, perseroan telah memiliki cadangan lahan seluas 300 ha. Selain membangun apartemen, perseroan juga masih memiliki target membangun ruang perkantoran dan rumah susun dengan konsep transit oriented development.
Rekomendasi : Netral
BMRI : Hingga Q1-2018 perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7%-8% dimana segmen korporasi dan consumer menjadi pendorongnya.
Rekomendasi : Netral
IPCM : Memperdalam penetrasi jasa pemanduan dan penundaan kapal di segmen lepas pantai. Perseroan bahkan berpotensi menggarap pasar lepas pantai atau ship to ship di hampir seluruh wilayah kerja kontraktor migas. Perseroan juga tengah dalam proses pelimpahan wewenang dari Kementerian Perhubungan untuk menggarap jasa pemanduan dan penundaan kapal di Lapangan Cinta dan Lapangan Widuri. Sebelumnya perseroan telah mendapat pelimpahan serupa di perairan Tanjung Jabung-Jambi dan Teluk Jakarta. Mulai tahun ini hingga tahun 2019, perseroan berencana menambah 15-16 kapal dan bersiap menambah empat armada baru dari galangan kapal domestik dengan nilai investasi sekitar Rp. 250 miliar.
Rekomendasi : Netral
BLTZ: Tahun ini perseroan menargetkan laba Rp 36 miliar atau naik menjadi tiga kali lipat dari realisasi tahun lalu. Tahun ini, perseroan menargetkan penambahan 16 unit bioskop baru, dan masih mungkin bertambah hingga 20 bioskop baru.
Rekomendasi : Netral
SMRA: Terus memacu penjualan proyek komersial. Perseroan tengah menawarkan lahan kavling di proyek Bekasi Central Business District (BCBD),Bekasi, Jawa Barat.
Rekomendasi : Netral
PRDA: Berencana menambah 16 outlet baru sepanjang tahun ini. Hingga Maret 2018, perseroan sudah merealisasikan dua outlet dengan cara bekerjasama dengan rumah sakit dan klinik dDokter.
Rekomendasi : Netral
PICO: Akan merealisasikan pembangunan pabrik keempat di Cikupa, Tangerang yang sempat tertunda, dimana pabrik itu akan memproduksi kemasan drum plastik. Perseroan menargetkan pendapatan tahun ini bisa naik 10% dari pendapatan tahun lalu, dan perseroan menganggarkan belanja modal senilai Rp 60 miliar yang bersumber dari kas internal dan pinjaman.
Rekomendasi : Netral
META: Akhirnya, perseroan resmi mengumumkan akan menjual seluruh bisnis menaranya. Perseroan memilih melepas bisnis sewa tower karena ingin fokus di usaha pengolahan air dan bisnis energi.
Rekomendasi : Netral
DMAS: Sepanjang tahun 2017, pendapatan perseroan mengalami penurunan 16% menjadi Rp 1,07 triliun ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat sekitar Rp 1,59 triliun. Laba bersih pun turun 13,2% menjadi Rp 657 miliar dari Rp 757 miliar tahun 2016.
Rekomendasi : Netral
IPO : PT. Artajasa Pembayaran Elektronis pekan lalu membatalkan proses bookbuilding perseroan sehingga perseroan resmi mundur dari rencana melantai di Bursa Efek Indonesia. Pembatalan tersebut disebabkan oleh perseroan telah mendapatkan opsi pendanaan yang lebih baik dan saat ini perseroan sedang berdiskusi dengan investor potensial tersebut dan direncanakan investor baru tersebut dapat segera bekerja sama dengan perseroan di Q2-2018.