Morning Notes 6 Oktober 2017
IHSG di perdagangan kemarin meski dibuka menguat, namun diakhir perdagangan ditutup turun 49,57 poin atau melemah –0,83%. Sebanyak 129 saham ditutup menguat, 217 saham melemah dan 101 saham stagnan. Dari 10 sektor yang diperdagangkan, keseluruhan mengalami pelemahan yang dipimpin oleh sektor Perdagangan dan Konsumen. Saham-saham yang menekan pergerakan IHSG antara lain UNTR, GGRM, UNVR, INTP dan BBNI. Melemahnya IHSG kemarin disebabkan oleh aksi profit taking baik yang dilakukan oleh investor asing maupun investor domestik setelah penguatan IHSG selama empat hari perdagangan secara berturut-turut dan rekor penutupan tertinggi selama dua hari perdagangan secara berturut-turut. Sementara itu investor asing secara keseluruhan melakukan aksi jual bersih mencapai Rp. 444 miliar yang didominasi oleh saham BBCA yang mencapai Rp. 350 miliar dan saham TLKM mencapai Rp. 304 miliar.
Indeks saham di bursa AS di perdagangan tadi malam kembali ditutup menguat dan kembali mencatatkan rekor penutupan tertingginya. Indeks Dow ditutup menguat 0,50%, Indeks Nasdaq menguat 0,78% dan Indeks S&P menguat 0,56%. Menguatnya indeks tadi malam dipengaruhi oleh harapan investor terhadap reformasi pajak yang dijanjikan oleh pemerintahan Donald Trump dan positifnya data ekonomi yang dirilis tadi malam. Investor mulai melihat adanya tanda-tanda bahwa UU reformasi pajak AS akan lolos dari pembahasan di Kongres AS. Kongres AS yang dikuasai oleh Partai Republik, partai yang mendukung Presiden Donald Trump, mulai mempercepat proses perombakan pajak AS dan selangkah lebih maju terhadap kesepakatan mengenai resolusi anggaran. Hal tersebut merupakan langkah prosedural yang akan membantu memajukan UU Perpajakan. Dari sisi data ekonomi yang dirilis tadi malam yakni Initial Jobless Claims tercatat turun dari 272.000 ke 260.000 (ekspektasi sebesar 265.000) ; Factory Orders MoMperiode Agustus 2017 tercatat naik sebesar 1,2% (ekspektasi 1%) dan Neraca Perdagangan periode Agustus 2017 turun dari defisit US$ 43,60 miliar menjadi US$ 42,40 miliar. Selain itu, sentimen lainnya yang menopang pasar datang dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters yang menunjukkan sentimen bahwa saham global akan terus naik pada tahun mendatang akibat meningkatnya optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Namun meski demikian ada juga yang memperkirakan tren penguatan pada saat ini akan berakhir pada tahun 2018.
Dari kawasan regional pagi ini, Indeks Nikkei dibuka menguat 0,43% yang merespon positif pergerakan indeks di bursa Wall Street dan prospek rencana reformasi pajak di AS.
Untuk perdagangan di bursa domestik, IHSG diperkirakan akan kembali bergerak sidewaysdengan kecenderungan masih dibayangi oleh aksi profit taking serta juga pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar yang cenderung melemah. IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak dalam range 5882/5864 - 5937/5974.
Cermati :
(PTBA) S : 10650, 10500 R: 11000, 11175 CL jika turun dari 9800
(SMGR) S : 10300, 10225 R: 10425, 10475 CL jika turun dari 9625
(BBRI) S : 15150, 15000 R: 15450, 15575 CL jika turun dari 14700
(ADRO) S : 1820, 1790 R: 1850, 1880 CL jika turun dari 1670
(BBTN) S : 2930, 2900 R: 2980, 3000 CL jika turun dari 2850
(PTRO) S : 1130, 1095 R: 1190, 1210 CL jika turun dari 1015
(TLKM) S : 4630, 4610 R: 4690, 4720 CL jika turun dari 4500
(APLN) S : 290, 282 R: 300, 308 CL jika turun dari 256
(UNVR) S : 49775, 49450 R: 50675, 51225 CL jika turun dari 48900
(BBNI) S : 7400, 7325 R: 7650, 7800 CL jika turun dari 7200
BERITA EMITEN
DGIK: Optimis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp 2 triliun tahun ini, meski per September 2017 perseroan baru membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun. Perseroan akan berupaya meraih kesempatan bisnis yang ada, baik dari segmen pemerintah maupun perusahaan swasta.
Perseroan akan bersikap kooperatif dan terbuka terhadap berbagai pihak terkait kasus hukum yang menimpa perseroan. Kasus hukum itu sendiri diakui oleh perseroan memengaruhi pergerakan harga saham perseroan di Bursa Efek Indonesia.
Rekomendasi: Netral
ESSA: Menambah jumlah saham yang akan ditawarkan dalam aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Perseroan menyatakan akan melakukan penambahan modal dengan HMETD sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham.
Rekomendasi: Netral
SMDR: Melalui anak usahanya, PT Yasa Wahana Tirta Samudera, perseroan akan kembali mengincar proyek pengerjaan kapal tol laut. Perseroan mengungkapkan tahun depan akan ada sekitar 70 tender pengadaan kapal perintis.
Rekomendasi: Netral
CMPP: Demi melancarkan rencana mengakuisisi maskapai Air Asia Indonesia, perseroan akan menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issuedengan merilis maksimal 13,65 miliar saham baru. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham RUPSLB yang diselenggarakan 18 Oktober mendatang.
Rekomendasi: Netral
ANTM: Menyatakan pengenaan pajak atas pembelian emas di gerai Butik Emas Logam Mulia tak akan mengganggu penjualan yang menjadi bisnis inti perseroan. Hal ini terjadi setelah perseroan mengumumkan di gerai penjualan emas milik perseroan tentang pungutan pajak terhadap pembelian emas perseroan.
Rekomendasi: Netral
KIOS: Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, perseroan langsung mengakuisisi 99% saham PT Narindo Solusi Komunikasi. Untuk akuisisi tersebut, perseroan akan menggunakan 78,95% dari dana hasil penawaran saham perdana.
Rekomendasi: Netral
INVS: Meminta Bursa Efek Indonesia untuk membatalkan penghapusan secara paksa saham perseroan. Hal ini mengingat sejumlah strategis sedang disiapkan untuk menopang kegiatan bisnis perseroan ke depan.
Rekomendasi: Netral
HITS: Untuk meningkatkan kinerja pendapatan, perseroan siap mendatangkan dua kapal pengerukan dari luar negeri. Kapal yang pertama akan datang pada pertengahan Oktober 2017 dari Korea Selatan, dengan nilai sekitar US$ 9 juta.
Rekomendasi: Netral
PRDA: Menargetkan pendapatan perseroan pada 2017 bisa tumbuh 13,45% year on yearatau sama seperti tahun sebelumnya. Saat ini perseroan mampu melakukan 700 jenis tes laboratorium, lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan serupa di kisaran 100-200 tes.
Rekomendasi: Netral
IPO: PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, pionir perusahaan maintenance, repair, and overhaul atau perawatan pesawat di Indonesia, resmi menutup penawaran umum saham untuk publik. Perseroan mencatat kelebihan permintaan sebanyak 2,6 kali.